Merenung di atas atap (program#1)



Jenuh atau bosen sesuatu yang sering kita temui, perasaan itu bisa muncul kapan sajah. Bisa waktu menyendiri bisa juga dalam suasa yang hening.  Suatu hari aku merasa bosen, sumpek, bener-bener waktu itu yang namanya suntuk,Pengen tau kenapa aku bisa suntuk..?Pertama tempatnya itu sangat sepi, hening bener-bener sepi ibarat kayak kuburan terus tidak ada teman ngobrol pada tidur ada juga yang sibuk sama kegiatan masing-masing, aku coba pergi keperpus ngambil buku aku bawa ke kamar aku buka mulai baca lama kelamaan eh malah males. Bukannya ngilangin malah tambah bosen akhirnya aku tutup kembali tuh buku dan  aku berfikir kira-kira ngapain ya biar tidak suntuk,,? Akhirnya aku keluar dari kamar lalu naik tangga terus berjalan melewati tempat jemuran, lalu berhenti sejenak kemudian aku naik keatas atap, lalu aku duduk sebentar kemudian tiduran dengan terlentang dan kedua tangan dibuat bantal sambil menghadap kelangit aku menikmati pemandangan Memandang langit biru yang cerah menjadi hati tenang karena suasa yang menyenangkan sambil memandang dengan takjub karena ciptaan ilahi yang begitu indah dan disitu aku langsung ingat nasehat ustadzah inung kalau lagi suntuk keluar dari kamar membaca sholawat sebanyak tiga kali sembil memnadang langit maka hati akan tenang dan rasa suntuk akan hilang, disitu aku mempraktikkan apa yang disarnkan untadzah, aku langsung memnadang langit biru terang sambil melantunkan kalimat "allahumma sholli ala muhammad wa alai muhammad" sebanyak tiga kali  Setelah mempraktekkan saran ustadzah,yang bener saja aku merasa dikit demi sedikit perasaan suntuk mulai hilang.Tau, kenapa aku lebih suka merenung diatas atap,,,?  Ternyata merenung diatas atap bikin nyaman tempat agak sajuk kalau agak sore tapi apalagi pagi itu bikin kita fres kadang aku kalua pengin menyendiri pasti naik keatas atap atau enggak kalau mau hafalan pagi-pagi udah naik keatap tapi kalau siang maah ya pasti panas bisa-bisa bikin pantat aku kebakar lagi haha,  bisa juga melihat pemandangan dari atas sana apalagi kalau atapnya itu tinggi tapi kalau berani yaa naik keatas atap yang tinggi kalau aku siih pasti berani.  Disaat aku sambil menatap langit aku mulai termenung kejadian masa lalu terlintas dibenakku kejadian yang sangat kelam, tanpa aku sadari buliran air mengalir dengan deras melewati pipiku, mulai terisak, sampai sesak dada. Setelah perkiraan 1 jam, aku mulai berhenti mengeluarkan air mata dan merasa sudah tenang akupun turun dari atap dan mulai beraktivitas seperti biasa. 

Komentar

  1. Senang sekali punya tempat menenangkan diri.
    Apa yang kaulihat saat di atas atap, Sulaimah? Apakah kau melihat orang-orang lalu lalng di bawah? Apa saja yang mereka lakukan?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Afifah(harga diri)